Minggu, 13 Desember 2015

Tahapan-Tahapan di dalam Profase I (Pembelahan Meiosis)

Profase I adalah tahapan yang paling kompleks pada meiosis. Selain itu, profase I di pembelahan meiosis jauh lebih lama daripada mitosis. Selama tahap ini, kromosom homolog saling berlekatan dan saling menukarkan DNA. Profase I dibagi menjadi 5 tahap, yaitu Leptoten, Zigoten, Pakiten, Diploten dan Diakinesis.

Leptoten

Pada tahap pertama ini, kromosom tampak berada di antara amplop inti (nuclear envelope), yang dapat dilihat pada Gambar 1, tetapi belum terkondensasi seluruhnya. Di dalam Gambar tersebut, dua kromosom dari garis ayah ditunjukkan dengan warna merah, sedangkan dari garis ibu dengan warna biru. Masing-masingnya merupakan untai DNA yang tipis (Lepto adalah Bahasa Yunani yang berarti tipis dan -tene adalah Bahasa Yunani yang berarti pita), bersama dengan manik-manik gulungan kromomer. Kromosom yang memiliki bentuk seperti ini disebut dengan kromatonemata (bentuk tunggal: kromonema, -nema adalah Bahasa Yunani yang berarti untai). Kromosom terlihat tunggal karena kromatid saudara sangat melekat erat satu sama lain sehingga tidak terlihat. Selama fase ini, telomer dari kedua kromosom berbalik arah dan melekat ke tempat perlekatan amplop nuklir. Leptoten dapat pula disebut sebagai Leptonema dan Tahap Karangan Bunga (bouquet stage) karena semua telomer cenderung untuk berlekatan dengan amplop nuklir di satu titik sehingga lingkaran kromosom serupa balon keluar dari titik itu menyerupai mahkota bunga.

Gambar 1. Leptoten


Zigoten

Selama zigoten, kromosom homolog mulai menyatu dengan saling sejajar (Zygo adalah Bahasa Yunani yang berarti penyatuan, berfusi atau terhubung). Sinapsis adalah proses fusi yang terjadi antara kromosom homolog bermula pada berbagai titik di sepanjang kromosom dan memanjang ke luar seperti resleting hingga selesai. Ketika sinapsis selesai, kromosom homolog yang berfusi terlihat seperti kromosom tunggal di bawah mikroskop, tetapi sebenarnya sepasang. Daerah antarmuka dimana dua kromosom homolog bersatu, disebut kompleks sinaptonemal, dapat dilihat di bawah mikroskop.

Pada Gambar 2, Zigoten Awal, daerah dimana kromosom homolog paternal dan maternal telah berfusi ditunjukkan dengan warna ungu. Pada Gambar 3, Zigoten Akhir, kedua pasangan kromosom homolog telah berfusi di seluruh panjang kromosom tersebut (sehingga semuanya terhilat berwarna ungu). Zigoten disebut juga zigonema.


Tetrad:

Sekali pasangan kromosom homolog bersinapsis, kromosom ini disebut tetrad (masing-masing memiliki 4 kromatid; tetra adalah Bahasa Yunani yang berarti empat)atau bivalen. Bivalen adalah istilah yang lebih benar, tetapi istilah tetrad lebih umum digunakan. Bivalen merupakan istilah yang lebih benar karena ada istilah ekuivalen untuk keadaan yang lain. Misalnya, kromosom homolog yang tidak berfusi disebut sebuah univalen. Contoh lain, jika ada 3 kromosom homolog yang berfusi, maka disebut trivalen, dan sebagainya.

Gambar 2. Zigoten Awal

Gambar 3. Zigoten Akhir

Pakiten

Selama pakiten, dua kromatid bersaudara dari setiap kromosom saling berpisah. Hal ini membuat kromosom terlihat lebih tebal (phacy- adalah Bahasa Yunani yang berarti tebal). Pada titik ini, kromosom homolog masih berpasangan. Pakiten disebut juga pakinema.

Pindah Silang:
Kromatid bukan saudara tetap saling berhubungan pada fase pakiten dan terjadi pemutusan DNA yang diikuti oleh pertukaran segmen DNA diantara keduanya. Proses ini disebut dengan pindah silang (crossing over). Pindah silang menghasilkan 'kromatid pindah-silang,' masing-masing mengandung segmen DNA berbeda. Sebagian segmen berasal dari ayah dan sebagiannya lagi dari ibu.

Diploten

Pada awal fase ini, setiap kromatid pada setiap kromosom masih berfusi pada kromatid kromosom homolognya (pada titik ini, kromatid bersaudara telah berpisah). Seiring dengan berkembangnya fase diploten, kromatid bukan saudara yang telah berfusi, mulai berpisah satu sama lain. Tetapi mereka tidak dapat berpisah sempurna, karena masih saling terhubung oleh dua untai DNA di titik dimana pertukaran segmen DNA terjadi. Pada setiap titik pindah silang semacam itu, dua untai DNA membentuk struktur berbentuk x yang disebut kiasma (jamak: kiasmata). Kiasmata kemudian mulai bergerak ke ujung kromatid. Proses peluncuran ke ujung kromatid ini disebut terminalisasi.

Dalam oosit, tahap diploten yang spesial dan lama terjadi, disebut diktioten. Oosit primer menjalani 3 tahap pertama dari tahap Profase I (leptoten, zigoten, pakiten) selama akhir masa hidup janin. Proses ini kemudian ditunda selama diploten hingga pubertas atau setelah itu. Sehingga diktioten (dan profase I) dapat terjadi berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tergantung pada tipe organismenya. Diploten juga dikenal dengan istilah diplonema.

Diakinesis

Diakinesis adalah tahap akhir dari profase I. Pada tahap ini, nukleolus menghilang, terminalisasi mencapai tahap sempurna, dan kromosom menggulung dengan erat, sehingga menjadi lebih pendek dan lebih tebal. Amplop nuklir mulai menghilang, dan sentrosom menuju ke kutub.


Sumber:
http://www.macroevolution.net/prophase-details.html

























Tidak ada komentar: