Senin, 08 Juni 2009

Hidup Berdampingan dengan Bakteri

Selasa, 2 Juni 2009 | 11:40 WIB

KOMPAS.com — Tahukah Anda, kulit merupakan rumah yang nyaman bagi ratusan jenis bakteri. Apakah mahluk superimut ini kawan atau lawan?

Selalu menjaga kebersihan dan rajin merawat kulit ternyata tak membuat kita terbebas murni dari bakteri. Bahkan, para peneliti menemukan ada 100 jenis bakteri baru dari yang selama ini diketahui. Untunglah bakteri-bakteri itu bukanlah penyakit. Mereka adalah bagian dari diri kita.

"Kami telah mengenali bahwa bakteri-bakteri itu adalah gabungan antara sel manusia dan mikroorganisme. Bakteri itu memang tinggal di tubuh kita dan hidup berdampingan dengan kita," kata Julia A Segre, PhD, yang hasil penelitiannya dipublikasikan dalam jurnal Science.

Segre dan timnya telah melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana bakteri itu tinggal di kulit dan kontribusinya terhadap kesehatan dan penyakit. Ia mengumpulkan contoh bakteri dari 20 lokasi bagian tubuh 10 orang sehat. Lokasi itu tersebar mulai dari sela-sela jari kaki, pusar, hingga lipatan mata.

Menurut Segre, kulit manusia ibarat gurun pasir. "Bagian terbesar dari kulit adalah kering, tapi ada juga area yang selalu basah seperti di belakang kuping dan bawah leher. Bagian ini adalah tempat tinggal favorit bakteri," katanya.

Kulit di bagian tubuh tertentu, seperti bagian dalam hidung atau perut, bagaikan oase di padang pasir, ada banyak jenis bakteri di sana. "Ini mungkin bisa menjelaskan mengapa walaupun bagian terbesar dari kulit kering tapi beragam jenis bakteri bisa hidup," papar Segre.

Sedangkan di bagian kulit yang selalu kering seperti bagian dalam lengan atau telapak tangan, juga dipadati berbagai mikroorganisme. Namun, spesies di sini lebih sedikit dibanding di bagian yang basah. Persis seperti spesies di hutan hujan yang lebih beragam.

Beda bagian tubuh, beda pula jenis bakterinya. Tapi, bakteri di bagian tubuh tertentu cenderung sama dengan orang lain. "Bakteri yang ada di bagian lengan saya mirip dengan yang ada di bagian lengan Anda," kata Segre.

Yang menarik, bakteri yang hidup di kulit ternyata tak semuanya menyebabkan penyakit. "Kami menduga bakteri yang normal justru menekan tumbuhnya patogen," katanya. Untuk menguji kebenaran teori tersebut, Segre dan timnya berniat membandingkan mikroorganisme dari kulit orang yang sehat dan orang yang memiliki penyakit.

Tidak ada komentar: