Kamis, 31 Mei 2012

Could Wine Inhibit Heart Disease?


Awal saya tiba di Korea, banyak yang menyayangkan kenapa saya tidak minum khamr. Padahal, menurut mereka (orang Korea) khamr (sul, makkoli, mekju) enak rasanya. Orang yang paling sering mempengaruhi saya agar mau minum minuman ini adalah Pak X, sebut saja begitu. Beliau adalah seorang dosen yang sekaligus peneliti di laboratorium kami. Suatu saat beliau bilang, "Why don't you try to drink wine? It's a kind of healthy drink and of course good for your health. Do you know why people of France have a long age? They drink wine everyday." Haha, saya cuma ngangguk-ngangguk, sambil dikit-dikit menjelaskan mengapa saya dilarang minum minuman beralkohol. Lagipula mau dijelasin macam apa pun kalo si dia nya ga dikasih hidayah, mau gimana lagi. kkk.

Pembicaraan itu bermula ketika kami ke restoran seafood bersama tiga lab member yang lain. Tanpa saya duga, si waiter menyajikan segelas White Wine untuk kami. Pak X terheran-heran melihat saya tak menyentuhnya sama sekali, padahal harga wine mahalnya amit-amit. Akhirnya jatah wine saya diminum oleh seorang lab member yang lain.

Ngomong-ngomong soal wine (dan hal yang lain pada umumnya), sebenarnya kalau kita mau terus membaca, kita tidak boleh langsung percaya pada suatu informasi sebelum kita membandingkannya dengan informasi lain yang terkait. Di salah satu buku saya menemukan informasi ini. Ada tiga informasi yang saling berkaitan, dan kita disuruh menyimpulkan informasi mana yang lebih benar.

1. Informasi Pertama
"Orang Prancis mengkonsumsi wine dan makanan berlemak, dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan negara-negara industri yang lain. Meskipun demikian orang Prancis memiliki rata-rata pengidap penyakit jantung yang lebih rendah. Berdasarkan survey data populasi ini, beberapa peneliti kesehatan telah menyimpulkan bahwa wine mampu menghambat penyakit jantung."

2. Informasi Kedua
"Orang Prancis mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan berlemak tinggi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan negara-negara industri yang lain. Berdasarkan survey data populasi ini, beberapa peneliti telah menyimpulkan bahwa buah-buahan dan sayuran, bukan wine, mampu menghambat penyakit jantung."

3. Informasi Ketiga
"Dalam penelitian selama 20 tahun pada para orang tua di Belanda, orang yang mengkonsumsi buah-buahan, sayuran dan teh, yang mengandung jumlah vitamin C, E dan flavonoid yang tinggi memiliki rata-rata penyakit hati yang lebih rendah. Peneliti yang melakukan penelitian ini menyimpulkan bahwa flavonoid mampu menghambat penyakit jantung" (Noore & Clark, 1995).

Nah, dari ketiga informasi itu, kita disuruh menyimpulkan yang mana yang paling benar. Yang jelas, Al-Quran sudah menerangkan dengan tersurat (bukan tersirat), bahwa khamr tidak layak untuk dikonsumsi (haram). Maka meskipun untuk alasan kesehatan, jika masih ada yang lain yang bisa menyembuhkan/ menghambat penyakit, mengapa masih memilih yang haram? Tambahan lagi, makanan berlemak memang tidak baik untuk kesehatan karena tubuh kita membutuhkan energi yang lebih besar untuk mencernanya. Lagi pula segala sesuatu yang berlebihan akan menjadi haram hukumnya.

Wallahu a'lam bisshowab.


KNU Sangju
31 Mei 2012
17.25 WKS

***
Sumber informasi: Moore R., Clark WD. 1995. Botany: Plant form and function. Wm. C. Brown Publisher. USA.
Sumber gambar: http://babelwine.com/factors-influencing-wine-taste/

3 komentar:

Hidayat Febiansyah mengatakan...

setubuh...

eh, setujuh.. :D

Anonim mengatakan...

Masih di sangju ya mbak?

apa kabar?

Wassallamualaikum

duniacyberwina mengatakan...

Mas Peb, jadiii..jangan minum wine or makkoli or rice wine yak..hoho

Anonim, iya masih..alhamdulillah baik..ini siapa ya?