Rabu, 08 Februari 2012

Mengapa Tak Ada Petir Ketika Terjadi Badai Salju?


Musim winter kali ini, Sangju lagi-lagi kebagian salju lumayan banyak. Alhamdulillaah! Hehe. Secara, meskipun sama-sama di Korea Selatan, tidak semua bagian mendapat jatah salju tebal, bahkan katanya ada juga wilayah yang tidak kebagian salju sama sekali.

Ngomong-ngomong tentang salju, sekitar dua minggu yang lalu, salju turun sangat lebat, dari pukul 2 siang sampai malam hari, entah berakhir pukul berapa. Yang jelas, pukul 11 malam sewaktu saya kembali dari kampus ke asrama, di luar saljunya sudah dua puluh sampai dua puluh lima sentimeter tebalnya. Besok paginya saya ambil gambar lagi suasana di depan mejom a.k.a toko di kampus.


Hehehe, lucu ya! Seperti di dongeng-dongeng kurcaci. Kursinya dipenuhi salju nan tebal.

By the way, inti postingan ini sebenarnya karena saya tiba-tiba ingat. Tiga kali merasakan winter di Korea, belum pernah sekalipun mendengar petir. Karena penasaran, saya bertanya kepada Mbah Google, lalu menemukan artikel yang terjemahannya kira-kira begini:

"Badai salju juga menghasilkan petir dan kilat -hanya saja frekuensinya sangat jarang jika dibandingkan kejadian petir saat musim panas. Dan juga, kepingan salju -dengan permukaan yang lebih besar daripada butiran air hujan- suara yang tersebar dan kilat lebih sering muncul. Tambahan lagi, jarak penglihatan selama badai salju seringkali sangat minim, membuat kilatan cahayanya lebih sulit untuk terlihat.

Kilat yang bisa kita lihat di langit adalah percikan atmosferik raksasa yang disebabkan oleh pelepasan secara tiba-tiba energi antara muatan elektrik yang terpisah di awan. Variasi lokal dari kecepatan angin dan arah -atau geseran- perpindahan muatan ke daerah yang berbeda di dalam sebuah awan, sampai energi potensialnya cukup kuat untuk dilepaskan.

Pada saat winter, lokalisasi geseran yang kuat tidak lazim terjadi dan energi pemisahan muatannya lemah. Kilat akan tetap terjadi di zona depan, dimana udara dingin bertemu dengan udara yang lebih hangat.

Di daerah Great Lakes, udara dingin dari Kanada bertemu dengan udara yang lebih hangat di atas danau dan menyebabkan pengembunan. Meskipun kilat tidak terlalu sering muncul pada saat winter, kejadiannya bahkan akan lebih mematikan dibandingkan dengan saat-saat yang lain selama setahun. Hal ini dikarenakan serangan winter cenderung membawa lebih banyak arus dari pada saat summer.
"


Intinya adalah, mungkin saja terjadi petir dan kilat selama badai salju, tetapi kemungkinannya sangat kecil karena kemungkinan bertemunya udara dingin dan udara hangat yang rendah. Pun, jika sampai terjadi, akan sangat membahayakan karena muatan yang dibawanya sangat besar. Setelah tahu, saya bersyukur sekali bahwa tak sekalipun saya bertemu dengan petir maupun kilat selama badai salju.

Baiklah, terjawab sudah rasa penasaran saya. Selamat menikmati winter, sodara-sodara! ^^

sumber: http://www.popsci.com/scitech/article/2003-03/fyi-snow-thunder-and-lightning

Tidak ada komentar: