Selasa, 18 Maret 2014

Umbi Batang

Umbi diterjemahkan sebagai suatu pembengkakan organ tumbuhan (dapat berupa batang atau akar), yang berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan.

Secara umum umbi dibedakan menjadi dua, berdasarkan organ asalnya. Yang pertama adalah umbi batang, dan yang kedua adalah umbi akar.

Kali ini saya ingin membahas tentang umbi batang. Menurut asal muasal organ yang mengalami pembengkakan, maka umbi batang diartikan sebagai pembengkakan organ batang yang digunakan sebagai tempat penimbunan makanan.

Umbi batang ini dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis, yaitu umbi batang yang terjadi di dalam tanah dan umbi batang yang terjadi di atas tanah.

Untuk umbi batang yang terjadi di dalam tanah, umumnya disebut pula umbi telanjang. Hal ini disebabkan tidak adanya buku, ruas dan daun/sisa daun pada umbi. Seperti yang kita ketahui, salah satu sifat batang adalah adanya ketiga unsur di atas. Satu-satunya ciri yang menjelaskan bahwa umbi tersebut adalah penjelmaan dari organ batang adalah adanya kuncup (mata tunas) di permukaannya. Sehingga dari kuncup ini akan keluar tunas dan kemudian dapat tumbuh menjadi tanaman baru.

Contoh-contoh umbi batang yang terjadi di dalam tanah adalah sebagai berikut:
1. Solanum tuberosum (kentang)


Saya rasa hampir semua dari kita mengenal tanaman kentang. Tetapi sedikit yang menyadari bahwa sesungguhnya umbi kentang adalah penjelmaan dari organ batang, mengingat letaknya yang di dalam tanah.







2. Ipomoea batatas (ketela rambat)

Ketela rambat seringkali disebut sebagai 'telo' dalam bahasa Jawa dan disebut pula 'sabhrang' dalam bahasa Madura.











Sedangkan umbi batang yang terjadi/ tumbuh di atas tanah adalah sebagai berikut:
1. Dioscorea alata (ubi)

Dalam bahasa Madura kami menyebutnya sebagai 'kalentheng'. Ukuran umbinya memang tidak sebesar kentang atau pun ketela rambat. Meskipun demikian, umbi tersebut juga dapat direbus atau digoreng untuk kemudian dikonsumsi. Ubi tumbuh liar di daerah di dekat sawah dan kebun.









2. Dioscorea aculeata (gembili)


Mirip dengan ubi, hanya saja bentuk gembili lebih bundar-bundar. Umbi gembili juga bisa dikonsumsi.













Sumber pustaka:
1. Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
2. van Steenis, C.G.G.J., G. den Hoe, dan P.J. Eyme. 2013. Flora. PT. Balai Pustaka. Jakarta.
3. http://cdn-1.cook.stbm.it/uploads/glossario/054d66f3825a840abdc4ab8f243336152bf12ae5.jpg
4. http://www.merriam-webster.com/images/concise/large/37979.jpg
5. http://www.eattheweeds.com/wp-content/uploads/2011/09/med-dioscorea-alata-visoflora-9033.jpg
6. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5c/Dioscorea_bulbifera_at_Kadavoor.jpg/220px-Dioscorea_bulbifera_at_Kadavoor.jpg

Tidak ada komentar: