Rabu, 23 Februari 2011

Notulensi KIM-C edisi Januari 2011 “Menggapai Surga dengan Ilmu”

Oleh : Winny Wulandari

(Mahasiswa Ph.D di Swinburne Univ, Australia)


Apakah urgensi ilmu untuk muslimah?

Di dalam al-quran kewajiban berilmu bukan hanya untuk muslim tapi juga muslimah. Ada beberapa ayat yang menjadi motivasi saya dalam mencari ilmu:

1.Al-Mujadilah 11:
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:` Berlapang-lapanglah dalam majelis `, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:` Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Artinya kedua-duanya harus dikerjakan, dengan beriman dan berilmu insyaAllah Allah akan meninggikan derajat kita.

2.Apa yg membedakan kita dengan nonmuslim? Mereka mencari ilmu untuk menemukan solusi dari permasalahan. Atau memberi sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Mari kita buka surat Al-Imron ayat 191:
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):`Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Apa yang terkandung dalam ayat ini selaras dengan apa yang kita lakukan saat menimba ilmu. Ternyata bagi orang yang beriman, dengan menuntut ilmu kita juga memikirkan sebagian penciptaan langit dan bumi. Ketika melihat mikroskop di lab biologi kita bisa melihat mikroba yang begitu kecil. Ketika belajar astronomi kita belajar bahwa bumi itu sangat kecil dibandingkan galaksi di alam semesta. Pengetahuan itu akan membuat kita bertafakur dan ketika kita menyadari itu kita menjadi lebih takjub dan tunduk kepada Allah. Mudah-mudahan itu akan memotivasi kita untuk bersemangat lagi menimba ilmu.

3.Ar-Ruum: 41.
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Misal: penebangan pohon dan sebagainya, Allah akan memberikan musibah atas kerusakan yang diperbuat oleh manusia, sebagai akibat dari perbuatan manusia itu sendiri.

Sebagai muslimah penting sekali bagi kita untuk menuntut ilmu. Ibu rumah tangga harus punya pengetahuan yang dalam dan luas agar bisa mengajarkan segala sesuatunya pada anak. Ada seorang anak umur 3 tahun sudah mengetahui perkara halal dan haram. Betapa beruntungnya orang tua yang memiliki anak sepintar ini. Siapa yang bertanggung jawab atas paham tidaknya anak kita sendiri? Tentu saja orang tua yang bersangkutan.

Jika kita masih single, maka itu adalah waktu yang baik untuk belajar lebih banyak lagi mempersiapkan bekal pernikahan. Terkait dengan ilmu agama, akan lebih baik jika kita punya teman untuk belajar, misal dalam bentuk mentoring atau kajian. Ada beberapa keunggulan:
1.Interaktif, kita bisa saling menukar ilmu.
2.Bertemu periodik, sehingga akan semakin merekatkan persaudaraan.
3.Saat mentoring kita akan melatih berfikir dan mem-force baca dan hafal al-quran. Dengan adanya teman lebih memotivasi kita untuk lebih belajar lagi. Meskipun kewajiban kita banyak akan menjadi amal soleh.

Jika sudah berkeluarga, tentu saja peran utama kita sebagai ibu. Sangat jauh berbeda rasanya ketika berkeluarga dan sebelum berkeluarga. Beraktifitas rasanya sulit. Perhatian kita akan tertuju ke keluarga. Tetapi dengan manajemen yg baik semuanya bisa dilakukan. Caranya tergantung usaha kita sendiri. Misalnya: saat kuliah, kerjakan sebaik-baiknya di kampus. Ketika di rumah, kerjakan pekerjaan rumah. Bisa juga membagi pekerjaan rumah dengan suami atau anggota keluarga yang lain.

Bagaimana pun sulitnya, jangan dibiarkan berlarut-larut. Segera diselesaikan semuanya. Jika pun harus memakai jasa penitipan anak, pastikan bahwa jasa penitipan itu benar-benar baik dan kita bisa fokus pada kuliah. Jika semuanya diniatkan untuk mendapat ridho Allah insyaallah bisa menjadi amal shaleh.

Kendala-Kendala wanita dalam mencari ilmu:
1.Anggapan tidak boleh ke LN karena tidak bersama mahrom. Bahwa di LN itu rentan terpengaruh pergaulan bebas dan susah beribadah belum tentu benar. Asal kita pandai membawa diri insyaAllah semuanya akan baik-baik saja. Saat di LN cari komunitas yang akan mengingatkan kita untuk selalu dekat dengan Allah. Jika pemahaman Islamnya belum bagus memang rentan terbawa pergaulan bebas.

2.Untuk yang berumah tangga, misal: istri kuliah sedangkan suami tidak. Dikembalikan lagi ke pasangan itu. Bagi istri suami yang terpenting, ketika si istri pergi ke LN dengan tujuan masa depan yg lebih baik, mungkin akan tidak apa-apa jika banyak manfaatnya. Tetapi jika banyak mudhorot, lebih baik dipending saja dulu. Ada juga beberapa teman yang membawa serta anak dan suaminya. Lihat syari’at dan psikologis muslimah itu sendiri.

Cara memotivasi diri untuk bersemangat menuntut ilmu
1.Mengingat kembali niat dan cita-cita berkuliah. Misal untuk menjadi dosen yang bermanfaat, memajukan indonesia, sebagian besar biaya S1 dibiayai pajak negara sehingga kita harus membalas budi pada negara. Atau ingin menjadi ilmuan muslim yang ingin bersaing dengan ilmuan nonmuslim. Dengan mengingat lagi cita-cita luhur itu, hambatan yg dihadapi akan terasa lebih ringan.

2.Dengan berbicara dengan tokoh-tokoh keilmuan akan menginspirasi kita untuk lebih semangat lagi, misal: dosen-dosen universitas.

3.Mengingat lagi surat Al-Mulk ayat 2, mengantarkan amal kita (ahsanu amala = amal yang benar karena ikhlas dan caranya benar)


Pertanyaan:
1. Apakah sistem kuliah di sana [Aussie] sama dengan sistem kuliah di sini (Korea) dalam hal riset? di mana kita di sini diharuskan untuk bekerja di lab tanpa kenal waktu? Jika demikian bagaimana cara mengatur waktu untuk suami dan anak?

→ di Australia sistemnya sangat bersahabat, ada jam kerja 8 jam sehari. Mulai jam 9 pagi sampai 5 sore. Di universitas yang lebih bagus seperti Melbourne University ada juga yang memang sampai seperti itu tetapi tidak selama di Korea. Bagaimana mengatur waktu untuk keluarga? Dikembalikan ke diri sendiri. Karena itu merupakan tugas kuliah kita yang tidak bisa dihindarkan, ada juga tips yang bisa dilakukan: sekalian memasak dalam porsi besar kemudian dihangatkan dengan microwave.

2.Bagi yg belum menikah, kadang bingung harus memilih sekolah di LN atau menikah dulu. kalau pilih sekolah, sering didesak orang tua untuk menikah dulu. Tetapi kalau pilih menikah, bingung karena harus meninggalkan suami karena mungkin suami sedang bekerja.

→ dikembalikan ke diri masng-masing. Rasanya untuk saat ini banyak teman-teman muslimah yang kuliah dulu, ternyata setelah pulang mereka menemukan jodohnya. Tergantung pribadinya, lebih prefer yang mana. Kalau sudah terlanjur menikah kemudian berpisah untuk sekolah lebih baik dihindarkan karena menikah intinya untuk menjadinkan satu sama lain merasa nyaman. Asal berusaha dan berdoa, insyaAllah yang seperti itu tidak akan terjadi.

3.Seberapa besar nilai dukungan keluarga dalam kelancaran studi mba Winni? apakah dulu sebelum nikah memang sudah dikondisikan ke calon suami saat itu bahwa akan melanjutkan sekolah? Ada tips-tips khusus untuk muslimah yang saat ini masih single, tapi ingin menikah dan ingin melanjutkan sekolah/kuliah ke jenjang yang lebih tinggi?

→ keluarga sangat mendukung. Ibu adalah staf PR di LIPI dan banyak bergaul dengan peneliti-peneliti. Mereka sering pergi ke luar negeri. Ketika ada calon suami yang mengajak menikah, saya mengkondisikan bahwa saya akan ke luar negeri. Jadi saat itu, kami sempat menghabiskan waktu setahun untuk mencari beasiswa. Awalnya mungkin terlihat tidak baik, tetapi setelah itu alhamdulillah ada jalan dan suami bisa berkuliah.

Tips utk muslimah single yg ingin menikah dan berkuliah:
a. asal kita memantapkan niat insyaAllah jodoh akan datang sendiri
b. mempersiapkan ilmu agama dan yang lain untuk menjadi istri dan ibu.


4.Apa rencana setelah lulus?
→ di Melbourne sangat nyaman, banyak makanan halal dan teman riset. Tetapi suami harus kembali ke Indonesia untuk menjadi dosen. Tetapi saya dan suami memutuskan akan tinggal di Melbourne selama 5 tahun. Kemudian setelah itu melamar pekerjaan di Indonesia.

5. Bagaimana cara me-manage kuliah sambil mengurus anak ? Selama Mba Winny di kampus, siapa yang menjaga anak?
→ anak saya sudah 3 tahun, jadi saya menitipkannya di dailycare dari jam 8 pagi sampai 5.30 sore. Makanannya halal dan orang yang menjaganya adalah orang Somalia dan memakai jilbab.




*dengan editing seperlunya*

Tidak ada komentar: