Selasa, 18 Desember 2012
Atopic Dermatitis (Eczema)
Atopic dermatitis adalah kelainan kulit kronis (menahun) yang meliputi ruam yang bersisik dan gatal.
Penyebab, Insiden dan Resiko
Atopic dermatitis diakibatkan oleh reaksi hipersensitivitas (menyerupai alergi) di dalam kulit, yang menyebabkan pembengkakan jangka panjang dan warna merah (inflamasi) pada kulit. Orang yang mengidap atopic dermatitis mungkin kekurangan protein tertentu pada kulitnya yang menyebabkan sensitivitas yang lebih tinggi.
Atopic dermatitis umumnya terjadi pada bayi. Kemungkinan muncul sejak usia 2 hingga 6 bulan. Pada beberapa orang, penyakit ini terus ada hingga usia dewasa.
Orang yang mengidap atopic dermatitis seringkali mengidap asma atau alergi musiman. Seringkali ada pula keluarga yang mempunyai riwayat kondisi alergi, seperti asma, alergi polen atau eksim. Orang yang mengidap atopic dermatitis biasanya positif jika diuji dengan tes alergi kulit.
Meskipun demikian, atopic dermatitis tidak disebabkan oleh alergi. Kondisi cenderung akan bertambah buruk jika orang yang bersangkutan terekspos oleh pemicu tertentu.
Hal-hal berikut ini dapat menyebabkan gejala atopic dermatitis bertambah buruk:
1. alergi polen, debu, cendawan, tungau, binatang,
2. udara dingin dan kering pada saat winter,
3. batuk atau flu,
4. kontak dengan bahan pengiritasi atau bahan kimia,
5. kontak dengan bahan kasar seperti wool,
6. kulit kering,
7. emosi dan stress,
8. ekspos kulit yang terlalu lama pada air, misal mandi terlalu lama atau berenang,
9. perasaan terlalu panas atau terlalu dingin secara tiba-tiba,
10. parfum, sabun atau lotion tertentu.
Gejala
Perubahan yang terjadi pada kulit meliputi:
- melepuh atau mengalirnya cairan atau timbul kerak,
- keringnya seluruh permukaan kulit atau di area kulit yang menonjol seperti di belakang lengan dan di depan paha,
- mengalirnya cairan dari telinga atau pendaharan,
- tergoresnya daerah kulit yang telanjang,
- perubahan warna kulit (lebih terang atau lebih gelap daripada normal),
- memerahnya kulit atau inflamasi karena melepuh,
- penebalan pada area seperti bulu, yang disebabkan luka iritasi dalam waktu lama.
Kedua tipe ruam tersebut dan kapan terjadinya tergantung pada umur pasien:
1. Pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun, luka dimulai pada wajah, kulit kepala, tangan dan kaki. Biasanya ruam akan mengerak, menggelembung, dan mengeluarkan nanah yang terasa gatal.
2. Pada anak yang lebih dewasa dan juga pada orang dewasa, ruamnya akan lebih terlihat pada siku dan lutut, juga leher, tangan dan kaki.
3. Jika sudah parah, ruamnya bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Gatal yang seringkali timbul biasanya terjadi bahkan sebelum ruamnya muncul. Atopic dermatitis biasanya disebut: 'ruam yang gatal' karena kulit yang gatal, kemudian ruam muncul dari goresan luka bekas garukan.
Tanda-tanda dan Uji Coba
Uji biopsi kulit bisa dilakukan untuk memastikan bahwa kulit memang terjangkit penyakit ini. Diagnosis biasanya berdasarkan pada:
- keadaan kulit
- riwayat keluarga
Uji alergi pada kulit mungkin dapat membantu orang yang:
- sulit untuk menerima tes atopic dermatitis
- memiliki gejala alergi yang lain
- ruam pada kulit di area yang sama yang terjadi setelah ekspos bahan kimia tertentu.
Pengobatan
Perawatan Kulit di Rumah
Dengan merawat sendiri kulit di rumah, Anda akan mengurangi kebutuhan akan obat.
Hindari menggaruk kulit yang luka atau yang ruam.
- Kurangi rasa gatal dengan menggunakan pelembab kulit, krim steroid topik, atau krim lain yang direkomendasikan dokter, dan minumlah antihistamin.
- Potong dengan pendek kuku bayi Anda. Jika khawatir mereka akan menggaruk kulitnya saat malam, beri kaus tangan.
Jaga kelembaban kulit Anda. Gunakan krim pelembab 2 hingga 3 kali sehari. Pelembab yang digunakan harus bebas alkohol, parfum, pewarna, aroma dan bahan kimia yang lain. Pelembab ruangan juga akan sangat membantu.
Hindari apa saja yang akan membuat gejala makin buruk:
1. Makanan, misalnya telur pada balita.
2. Iritan, misalnya wool dan lanolin.
3. Deterjen dan sabun yang kuat, juga bahan kimia dan pelarut.
4. Perubahan temperatur yang tiba-tiba, stress, dapat menimbulkan keringat dan memperburuk kondisi tubuh.
5. Pemicu yang menimbulkan gejala alergi.
Ketika mencuci atau mandi:
1. Jagalah kontak dengan air seminim mungkin dan gunakan sabun dan pembersih yang lembut. Mandi yang sebentar dengan air dingin lebih baik daripada mandi dalam jangka waktu lama dengan menggunakan air hangat.
2. Jangan gosok kulit yang kering terlalu keras atau terlalu lama.
3. Setelah mandi, penting untuk mengoleskan krim pada kulit yang masih basah. Hal ini akan membantu mempertahankan kelembaban pada kulit.
Pengobatan
Antihistamin yang dikonsumsi secara oral dapat membantu mengurangi rasa gatal atau jika Anda memiliki alergi. Anda juga dapat membelinya tanpa resep dokter.
- Beberapa antihistamin menyebabkan rasa ngantuk, jadi akan membantu Anda untuk tidur dengan tenang tanpa rasa gatal.
-Antihistamin keluaran terbaru tidak menyebabkan rasa kantuk. Beberapa sudah tersedia di apotek. Antihistamin ini antara lain, fexofenadine, loratadine dan cetirizine.
Pada kasus atopic dermatitis secara umum, pengobatan diterapkan pada kulit atau kulit kepala.
- Awalnya, Anda kemungkinan akan diberi resep salep kortison ringan (atau steroid). Jika tidak manjur, mungkin Anda membutuhkan obat steroid yang lebih keras. Kemungkinan yang lain, Anda butuh steroid yang berbeda konsentrasinya jika dioleskan pada bagian tubuh yang berbeda.
- Obat topicam immunomodulator (TIM) mungkin juga direkomendasikan pada pasien berumur di atas 2 tahun. TIM mengandung tacrolimus (protopoc) dan pimecrolimus (elidel). Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai pengaruh obat ini terhadap kemungkinan menginduksi kanker.
- Salep yang mengandung arang atau anthralin mungkin digunakan di area yang mengalami penebalan kulit.
_ Beberapa salep juga mengandung ceramide.
Pengobatan basah-terbungkus dengan kortikosteroid menunjukkan efek yang baik untuk mengobati atopic dermatitis, meskipun ada efek samping berupa infeksi.
Pengobatan yang lain meliputi:
- Salep antibiotik atau pil jika kulit sudah terinfeksi.
- Obat yang menekan sistem imunitas, seperti cyclosporin, methotrexate, atau mycophenolat mofetil.
- Fototerapi, terapi medis dimana kulit diekspos dengan sinar UV dengan hati-hati.
Ekspektasi
Atopic dermatitis adalah kondisi dalam jangka waktu yang lama, tetapi Anda bisa mengontrolnya dengan perawatan, dengan menghindari iritan dan menjaga kelembaban kulit.
Pada anak kecil, kondisinya seringkali dimulai pada usia 5 hingga 6 tahun. Pada dewasa biasanya akan terjadi selamanya.
Atopic dermatitis akan sulit dikontrol jika:
- dimulai sejak usia dini,
- terjadi pada semua bagian tubuh,
- terjadi bersama-sam dengan rhinitis dan asma,
- terjadi pada sebuah keluarga dengan riwayat eksim.
Komplikasi
_ Infeksi pada kulit yang diakibatkan oleh bakteri, fungi atau virus.
_ Bekas luka permanen.
Hubungi Dokter
Hubungi dokter, jika:
- Atopic dermatitis tidak merespon pelembab atau dengan menghindari alergen.
- Gejala menjadi lebih parah atau penanganannya tidak berhasil.
- Anda memiliki tanda-tanda infeksi (seperti demam, kulit kemerah-merahan, atau rasa sakit).
Prevensi
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang disusui hingga umur 4 bulan akan sulit terjangkit atopic dermatitis.
Jika anak tersebut tidak disusui, gunakanlah susu formula yang mengandung protein susu sapi. Kemungkinan akan mengurangi kejadian terjangkitnya anak dari atopic dermatitis.
Sumber: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001856/
Pengalaman Pribadi Saya
Saya cukup lama mencari cara untuk mengatasi masalah pada kulit akibat eksim. Sudah mencoba berkali-kali mengobservasi makanan tertentu yang mungkin menjadi pemicunya, tetapi hasilnya nihil. Selama ini biasanya memakai obat eksim yang dijual bebas, biasanya yang mengandung kortikosteroid. Dulu juga sempat beberapa kali ke dokter kulit, tetapi tidak pernah ada hasilnya.
Belakangan saya terpaksa ke dokter kulit lagi (kali ini setelah dua kali memilih dokter kulit), karena bintik-bintik merah semakin banyak dan jika dibiarkan akan membesar dan akhirnya menjadi bercak putih. Dokter meresepi saya Noroid Shooting Lotion untuk digunakan setiap kali sehabis mandi dan untuk sabun mandinya Papulex Soap-Free Cleansing Gel.
Kemudian akhirnya saya baru tahu bahwa pencetus eksim saya adalah perubahan suhu. Jadi wajar saja, eksim ini akan terus datang sampai kapan pun, karena setiap kali suhu berubah, bintik merah yang baru akan muncul khususnya di daerah tungkai bawah. Saya juga baru tahu, bahwa kortikosteroid yang digunakan terus-menerus akan memunculkan bercak putih yang sulit hilang.
Oh iya, untuk sabun mandinya sebenarnya tentatif saja, bisa diganti dengan sabun jerawat lain yang Soap-Free, karena papulex harganya lumayan mahal, apalagi kalau dijadikan sabun mandi biasanya cepat habis. Tetapi untuk Noroid Shooting Lotionnya is a must, karena kalau tidak digunakan, bintik merah akan segera muncul. Noroid Shooting Lotion ini sifatnya mempertahankan kelembaban permukaan kulit kita sehingga tidak akan bersentuhan dengan lingkungan sekitarnya yang terus berubah.
Itu pengalaman saya. Selamat mencoba, temans!^^
Label:
human disease
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 komentar:
Terima kasih mas informasinya sangat bermanfaat sekali , tadi pagi saya juga sempat baca2 disini http://www.tanyadok.com/kesehatan/gangguan-kesehatan-kulit-yang-sering-kambuh-jangan-jangan-dermatitis-atopik lumayan cukup lengkap..
Sama-sama @nasi jamila, senang bisa membantu. Btw, saya bukan mas-mas :D
makasih mbak baru nemu yg ngepost DA lumayan membantu, dan baru tau juga kalo stres juga pengaruh ke DA. kalo saya sih disaranin dokter pake baby cream sm sabun bayi aja atau dove kalo pinginnya yg murah dan bisa dicari dimana mana
Halo mba @malolita masitaisya, terima kasih sudah mampir :)
Betul sekali mba, semakin stress, gejala DA akan semakin besar kemungkinan muncul. Iya pernah juga saya pake baby cream. Tapi ternyata parfum yang terkandung di dalamnya juga berpengaruh ke saya. haha. Jadi balik lagi ke Noroid. Mungkin memang tingkat hipersensitivitas kulit setiap org beda. Kulit saya tipe yg sangat amat hipersensitif :D :D :D
Terimakasih mba infonya, akhirnya nemu juga postingan blog yang sama persis dengan yang saya alami.
Pantas saja setiap saya pulang ke bandung dari jakarta pasti muncul ruam, ternyata pengaruh perubahan suhu kuat sekali.
Btw sudah pernah tes alergi kulit mba?
Halu Mba @Nur Fitri Ratnasari. Saya belum pernah tes alergi. Setiap kali ke dokter kulit belum pernah dokter menyarankan. Mba Nur pernah?
Posting Komentar